Ketua DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang yudoyono (SBY) saat menyampaikan pidatonya pada penutupan Rapimnas partai itu, selasa malam (7/2) mengatakan bahwa Demokrat, Partai yang dibangunnya itu bukan Bunglon dan Oportunis.
_____________________________________________________
Reporter/editor : Andono Wibisono
_____________________________________________________
Reporter/editor : Andono Wibisono
Diuraikan SBY di hadapan ribuan kader partai berlambang bintang mercy itu bahwa, potret kekuasaan saat ini negara terlalu mengambil peran sangat dominan - berlebihan. sejarah demikian tidak akan lama.
"Dalam era saya, sering gaduh, melecehkan saya, terlalu demokrtasi. Kata mereka rakyat tidak boleh terlalu bebas, kalau ada yang macam-macam incar saja pajaknya. jika saya menggunakan emosi saya, maka cara itu benar. yang kritis pada saya sekarang malah diam. ketakutan penguasalah yang membuat penguasa korup. kita harus mendidik diri sendiri untuk memperbaiki demokrasi di Indonesia" jelas mantan presiden RI ke 6 itu.
"andai bisa memilih di senangi pemerintah atau rakyat kita akan pilih keduanya. tapi bila haris diminta memilih, maka demokrat harus bersama rakyat" ujarnya.
Pada pidatonya juga, SBY menyatakan sikap politik Demokrat yaitu :
1. Konsisten mendukung jokowi, tidak ada niat menjatuhkan di tengah jalan.
2. Kader Demokrat di daerah tetap mendukung pemerintahan Jokowi.
3. Tetap kritis dan memberikan solusi pada pemerintahan bila tidak memihak rakyat.
Kata dia, Demokrat tidak punya bakat menjadi bunglon dan oportunis. Demokrat tetap menjadi partai demokrta religius.
Pada Pilkada serentak 2017, ia berharap presentasi demokrat di atas hasil pilkada 2015 lalu. SBY berharap polri dan TNI serta BIN netral di Pilkada. Bila tidak netral, dirinya paling merasa sedih. ia berharap pelaku reformasi Polri dan TNI serta BIN untuk netral dan keluar dari kekuasaan.
"Netrallah dalam setiap pemilu dan Pilkada. kembalillah pada sumpah prajurit. Beritahu pers bila ada kecurangan dan laporkan pada pihak yang berkompeten", pinta SBY.
Permainan Politik sejak November 2016 menghadapi badai. tuduhan menunggangi dan membiayai aksi demokrasi juga tuduhan pengeboman istana dan makar.
"yang paling baru rumah saya digeruduk massa yang tidak bertanggung jawab. Para mahasiswa itu di cekoki bahwa SBY itu merusak bangsa", kata SBY.
ia pesimis kasus terkahir diusut dengan tuntas. ***
ia pesimis kasus terkahir diusut dengan tuntas. ***
0 komentar:
Posting Komentar