reporter : fharadiba
 |
| Agus Salim, Sekretaris DLH Parmout |
MENYIKAPI Persampahan yang ada di ibu kota Parigi Moutong, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Parmout, berinisiatif menjadikan gudang DLH yang berada pada lokasi area perkantoran pemkab, sebagai tempat pengepul sampah. Bahkan, diwacanakan dinas tersebut akan mengintruksikan ke pihak masyarakat bahwa kumpulan sampah masyarakat dibawa langsung ke gudang dinas tersebut dengan imbalan harga dari tiap kilogram sampah.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Parmout, Agus Salim kepada sejumlah wartawan diruang kerjanya, (17/2) pekan lalu mengatakan, berdasarkan perintah Kepala DLH, Efendi Batjo, beberapa waktu lalu, menyikapi persoalan persampahan di Parigi, khususnya jantung ibu kota eks kota Parigi, ditemukan satu solusi, yakni gudang milik DLH yang letaknya berada di belakang kantor, akan digunakan pihaknya sebagai tempat jual beli sampah dari masyarakat.
“Solusi itu, merupakan ide dari Kadis, karena kami anggap hal tersebut positif, maka dalam tahun ini, gudang tersebut akan beroperasi sebagai tempat jual beli sampah. Jadi, untuk setiap masyarakat diharapkan agar sampah rumah tangga atau sampah lainnya, bisa mereka bawa ke gudang kantor, yang nantinya sampah itu akan dibeli sesuai dengan timbangannya,” ujarnya.
Menurutnya, sebelum sampah yang dijual masyarakat ke pihaknya, terlebih dahulu sampah tersebut harus dipisahkan. Masyarakat, harus memisahkan sampah organik dan non organik. Karena kemungkinan besar pihaknya hanya membeli sampah non organik.“Nanti terkait itu, kami akan buat brosur untuk dibagikan kepada masyarakat. Dalam brosur tersebut akan dicantumkan sampah-sampah apa saja yang bisa kami beli, karena kalau sampah basah kami tidak beli,” kata dia.
Terkait pembayaran sampah tersebut kata dia, pembayaran yang pihaknya lakukan adalah bukan secara tunai kepada masyarakat, namun melalui rekening masyarakat.Menyoal dampak polusi dari kegiatan tersebut yang terkesan dapat menimbulkan efek polusi diarea lokasi perkantoran, menurutnya kegiatan itu tidak akan berdampak pada polusi area perkantoran, sebab sampah yang akan diperjualbelikan adalah sampah yang sifatnya non organik atau sampah kering.“Saya pikir untuk dampak polusinya tidak ada, sebab hanya sampah kering yang akan kami beli, dan selanjutnya akan dilakukan pengiriman melalui container,” tandasya.
Berkaitan dengan program tersebut, salah satu pemerhati lingkungan hidup Kabupaten Parmout, Hamzah Tjakunu yang ditemui Kaili Post, mengatakan, gagasan atau ide pihak DLH Kabupaten Parmout, dalam menyikapi persampahan, menurutnya hal tersebut keliru. Sebab, pihak DLH adalah bagian dari pihak yang mengurusi masalah sampah, namun bukan pekerja sampah, hal itu harus bisa dibedakan oleh pihak dinas.
“Yang harus dipahami oleh pihak dinas adalah, bahwa mereka itu bagian dari masalah persampahan, tapi jangan sampai pegawainya turun langsung pungut sampah, apalagi pegawainya PNS. Dinas ini terkesan tidak punya management pengelolaan sampah. Apalagi jika areanya di lokasi dinas itu sendiri, ini bukan keliru lagi tapi salah,” ujarnya.
Kata Hamzah, seharusnya pihak dinas menyiapkan pengelolaan sampah itu seperti apa, tempat pengelolaannya harus ditempat yang strategis.
Sebenarnya, jika pihak dinas mewacanakan untuk jual beli sampah, maka kegiatan itu tidak bisa dilakukan sendiri oleh pihak DLH, sebab DLH tugas pokoknya adalah pemerintahan, bukan pihak yang terjun langsung untuk kerjakan sampah itu.Kata dia, sebaiknya pihak Pemkab Parmout, yakni Bupati Parmout segera mengambil sikap menunjuk salah satu lembaga yang formal untuk mengerjakan masalah sampah. Dan terkait pendampingan dan pembinaannya dilakukan oleh DLH itu sendiri. ***
0 komentar:
Posting Komentar